El Nino 2023: Kekeringan dan Peningkatan Risiko Bencana di Indonesia

Lampung Tengah, 15 September 2023

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa fenomena El Nino akan terjadi di Indonesia pada tahun 2023. El Nino adalah fenomena pemanasan suhu permukaan laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML (suhu permukaan laut) ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Akibatnya, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang lebih panjang dan intensitasnya lebih tinggi. (Sumber: http://iklim.ntb.bmkg.go.id/pemahaman-iklim)

BMKG memperkirakan bahwa El Nino 2023 akan berada pada kategori lemah hingga sedang. Namun, fenomena ini tetap berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi Indonesia, antara lain:

• Kekeringan di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
• Peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan.
• Peningkatan risiko kekeringan di lahan pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
• Peningkatan risiko gagal panen.
• Peningkatan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan kekeringan.

Masyarakat diharapkan untuk berperan aktif dalam mengantisipasi dampak El Nino, antara lain:

• Menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.
• Melakukan konservasi air.
• Mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.

Masyarakat juga dihimbau untuk mewaspadai dampak El Nino. Masyarakat diimbau untuk menghemat air, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan tindakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi dampak El Nino:

• Hemat air, terutama untuk keperluan sehari-hari.
• Jaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit.
• Lakukan tindakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
• Siapkan cadangan air dan makanan di rumah.
• Pantau perkembangan cuaca dari BMKG.